Tuesday, January 17, 2012

Aku bukan dia (by : Christy A. Sitorus)

            “Vi.. kamu dimana?? ketemuan yuk… really miss u
            -Dony-
            Dony mengirimkan SMS pada Livia, pacarnya. Sementara itu,Livia tidak segera membaca SMS yang dikirimkan oleh Dony tersebut, karena ia sedang asyik bermain basket dengan teman-temannya. Setelah cukup lama, dan Livia telah selesai bermain basket, ia baru menyadari kalau Dony mengirimkan SMS padanya tadi. Walaupun sudah sangat terlambat, Livia tetap membalas SMS tersebut.
            Sorry.. baru bisa balas sms kamu!! Aku lagi latihan basket and baru aja selesai!! Ya     udah.. jadi ketemuan nggak? Dimana?”
          -Livia-
            “Aku tunggu kamu di coffee shop biasa ya..!!”
          -Dony-
            Livia tahu kalau Dony pasti sudah merasa sangat kesal. Jadi dia tidak mau membuat Doni semakin kesal karena harus menunggu lama, Livia segera melaju kencang dengan Honda jazz biru metallic miliknya. Setibanya di tempat yang dijanjikan, Livia melihat Dony duduk sendiri disalah satu bangku yang ada di sudut café.
“Hai.. udah lama nunggu ya??” Tanya Livia pada Dony ketika ia sudah berada di hadapan Dony.
“Kamu kok lama banget sih ngebalas SMS aku?” Tanya Dony masih dengan tampang kesal.
“Tadi aku latihan basket sama teman-teman!!”
“Sejak kapan kamu suka main basket?? Ya udahlah.. Lupain aja!! Oya.. ini, aku udah pesan orange juice buat kamu!!”
“Ya ampun.. kalau mau minum orange juice, di café biasa juga banyak!! Aku mau minum cappuccino!!”
“Ha..?? Cappuccino..?? Bukannya kamu paling benci sama minuman sejenis kopi gitu ya?”
“Duh.. Kamu banyak nanya banget sih!! Orang kan bisa berubah kapan aja!!” Jawab Livia dengan sewotnya.
            Dony merasa aneh dengan sifat Livia belakangan ini. Sejak Livia kembali dari Singapura, sebulan yang lalu, dia mulai banyak berubah. Livia yang dulu sangat menyukai Orange juice, Livia yang dulu sangat benci minuman sejenis kopi, dia benci main basket, dan dia juga nggak suka bawa mobil sendiri. Dia lebih suka di jemput. Tapi, Livia yang sekarang udah benar-benar berubah banget.
By the way, aku diajak ketemuan disini, mau ngapain??” Tanya Livia pada Dony.
“Nggak ada!! Aku Cuma kangen aja sama kamu!! Tapi, akhir-akhir ini kamu udah berubah banget ya?!”
“Berubah..?? Nggak kok!! Mungkin itu perasaan kamu aja kali!!”
“Entahlah.. kamu renungkan aja sendiri!! Okay..
Tiba-tiba aja aku jadi bad mood!! Kamu bawa mobil kan?? Aku balik duluan ya.. sampai jumpa besok di sekolah!!” Ucap Dony seraya berlalu.
            Livia merasa sangat bersalah. Memang, semua yang dikatakan oleh Dony tadi, semuanya benar. Dia bukanlah Livia yang dulu lagi. Tapi, dia tidak tahu bagaimana caranya untuk menjelaskan semua ini pada Dony.
            Setelah tiba di rumah, Livia kemudian mengirimkan SMS pada sahabat dekatnya,Reza. Dia tidak tahu harus berbagi cerita pada siapa lagi,selain Reza.
            “haii.. cowok. Kamu lagi apa? Kabar kamu gimana??”
          -Livia-
            “hai juga cewek.. aku lagi kurang sehat nih. Aku lagi kena penyakita rindu, rindu         berat sama kamu. Besok ketemuan ya, aku jemput di sekolah kamu. So, kamu nggak           perlu bawa mobil!!”
          -Reza-
            “Okay.. see you tomorrow. Don’t be late ya..!!”
          -Livia-
            Reza adalah sahabat dekat OLivia. Mereka mempunyai banyak kesamaan dalam banyak hal. Itu sebabnya mereka connect banget kalau lagi ngobrol. Dony, Livia,dan Reza masih sama-sama duduk dibangku kelas tiga SMA. Tapi,Dony tidak mengenal Reza, karena Reza hanya bersahabat dengan OLivia saja. Dony dan OLivia bersekolah di sekolah yang sama, sedangkan Reza sekolah di tempat yang berbeda dengan mereka.
            Keesokan harinya, di sekolah, Livia tidak sabar menunggu jam sekolah berakhir, agar ia dapat segera pergi bersama Reza. Tapi sayangnya, bel pulang sekolah baru akan berbunyi tiga jam lagi.
“Vi.. ntar pulang sekolah, aku mau ngajak kamu jalan-jalan. Kamu mau kan??” Tanya Dony pada Livia ketika jam istirahat tiba.
“Hhmm.. aku nggak bisa!! Aku mau jalan bareng temanku!! Kita udah janjian kemarin. Sorry ya!! Jawab Livia ragu.
“Teman kamu..?? cewek atau…”
“Cowok!! Namanya Reza. Sorry kalau aku nggak pernah cerita sama kamu!!” Livia memotong ucapan Dony.
“Sejak kapan kamu berteman dengan dia?? Kok kamu nggak pernah cerita sama aku??” Tanya Dony dengan nada suara sedikit keras.
“Don.. Kamu emang cowok aku!! Tapi, aku nggak harus cerita tentang semua teman-teman aku ke kamu!! Gini aja deh.. daripada kita bertengkar terus, lebih baik kalau kita jaga jarak aja dulu!!” Ucap Livia seraya berlalu dari hadapan Dony.
            Akhirnya jam pulang sekolah tiba,Livia segera bergegas menuju keluar gerbang sekolah. Dan disana dia melihat Reza telah menunggu sambil duduk di atas motornya.
“Mas ojek!! Lagi nunggu siapa ya??” Tanya Livia membuat Reza kaget.
“Uh.. dasar cewek jahil!! Ya udah, cepat naik!! Ntar kita telat!!”
“Telat…?? Emangnya kita mau kemana??”
“Ih.. banyak nanya!! Cepat naik and jangan banyak nanya lagi!!”
            Livia dan Reza segera berangkat ke tempat yang telah dipersiapkan oleh Reza. Dan tanpa sepengetahuan Livia dan Reza, ternyata Dony sedari tadi memperhatikan mereka berdua, dan Dony berniat untuk mengikuti kemana Livia dan Reza akan pergi.
            Ternyata Reza megajak Livia untuk menonton film. Dony yang penasaran, ikut masuk ke dalam bioskop bersama Livia dan Reza, dan menonton film yang sama dengan yang di tonton oleh Livia dan Reza.
“Ha..?? Film perang?? Bukannya Livia suka film-film yang romantis. Sejak kapan Livia suka nonton film perang..??” Ucap Dony dalam hatinya.
            Dony semakin yakin ada sesuatu yang terjadi pada Livia. Livia yang sekarang sangat berbeda dengan Livia yang dulu. Karena penasaran, Dony kemudian mendatangi rumah Livia untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
“Eh.. nak Dony!! sudah lama tidak kelihatan!!” Ucap mama Livia ketika Dony datang ke rumahnya.
“Iya.. Tante!! Dony lagi sibuk untuk persiapan ujian akhir. Dony kan udah kelas tiga!! Lagian, Livia nggak pernah ngajak Dony main kesini lagi!!”
“LIVIA…?? Nggak mungkin!! ‘nak Dony pasti salah!!” Ucap mama Livia tak percaya.
“Maksud tante??” Tanya Dony yang tak mengerti apa yang terjadi.
“Livia sudah meninggal.. Kamu ingat kan waktu tante bersama keluarga berangkat ke Singapura?? Kami kesana untuk membawa Livia berobat. Tapi, nyawa Livia tidak terselamatkan!!”
“Nggak mungkin!! Terus, yang selama ini jalan bareng Dony, siapa??”
“Itu pasti Reva, saudara kembar Livia. Selama ini dia tinggal di Singapura. Tetapi, setelah Livia meninggal, dia pindah kesini untuk menemani tante!!”
“Oh.. sekarang Dony sudah mengerti!! Kalau begitu Dony pamit tante!!” Ucap Dony seraya terburu-buru keluar dari rumah Livia.
            Sekarang Dony sudah mengerti kenapa Livia kelihatan beda banget akhir-akhir ini. Ternyata dia bukan Livia, dia Reva,saudara kembar Livia. Dony benar-benar merasa kecewa, dia merasa dibohongi habis-habisan. Dia bahkan tidak tahu kalau pacarnya udah meninggal dunia.
            “Malam vi.. gimana jalan bareng temanmu tadi?? Oya, besok ketemuan yuk!!”
          -Dony-
            Dony mengirimkan SMS pada Livia pada malam harinya. Setelah membaca SMS dari Dony tersebut, Livia segera membalas SMS tersebut.
            “Seru kok tadi jalannya. Ya udah, besok mau ketemu dimana??”
          -Livia-
            “Aku mau ketemu kamu di tempat pertama kali kita ketemu!!”
          -Dony-
“Ha..!! tempat Dony pertama kali bertemu Livia!! Dimana ya..?? duh.. aku kan nggak tahu!!” Ucap Livia dalam hatinya.
            Dony sengaja mengajak Livia bertemu di tempat dia pertama kali bertemu Livia. Itu semua dilakukannya untuk membuktikan apakah gadis yang akhir-akhir ini besamanya adalah Livia atau bukan. Sementara itu, Livia sedang berfikir keras dimana kira-kira tempat yang dimaksud oleh Dony tersebut.
“Dimana ya..?? pantai, coffee shop, café, sekolah… Duh..!! dimana sih tempatnya?!” Ucap Livia gugup.
            Keesokan harinya, seperti yang sudah dijanjikan, Dony sudah berada di tempat yang dimaksud. Sedangkan Livia masih belum juga bisa menebak dimana tempat yang dimaksud Dony tersebut. Tanpa sengaja, ketika sedang sibuk memikirkan tempat tersebut, Livia melihat Dony duduk di taman kecil di teras rumah Livia.
“Don.. kamu kok ada disini..?? Katanya kita mau ketemuan di tempat kita pertama kali ketemu?!!” Tanya Livia pada Dony ketika ia sudah berada di hadapan Dony.
“Kamu bukan Livia!! Sebenarnya kamu siapa?!”
“Maksud kamu apa sih??” Tanya Livia.
“Livia nggak suka main basket, Livia nggak suka bawa mobil sendiri, Livia nggak suka minum minuman sejenis kopi, Livia nggak suka nonton film perang, dan.. Livia nggak mungkin lupa tempat kami pertama kali bertemu!! Di teras rumahnya sendiri!! Kamu bukan Livia!!”
“Aku Cuma ingin berubah aja!! Aku…”
“Reva… penipuan kamu sudah berakhir!! Kamu tega banget sih merebut posisi saudara kembar kamu sendiri!! Kamu merebut pacar saudara kembar kamu sendiri!!” Ucap Dony.
“Cukup ya.. jangan asal bicara!! Aku bukan penipu, dan aku nggak pernah menipu siapapun!! Oh.. jadi kamu udah tahu kalau aku bukan OLIVIA!! Aku nggak perduli, kamu tahu dari siapa, yang jelas aku udah senang karena ternyata kamu udah tahu semuanya. Asal kamu tahu, aku merasa sangat tersiksa karena harus berubah menjadi Livia. Dan sekarang… tugas aku untuk menggantikan Livia udah selesai!! Permisi!!” Ucap Reva kesal.
“Tugas..?? Tugas dari Livia..?? maksudnya apa??” Tanya Dony bingung.
“Kalau ini bukan permintaan terakhir dari Livia, aku nggak akan mau menjalani semua ini!! Livia pernah minta aku untuk menggantikan posisi dia. Tapi sekarang semuanya sudah berakhir. Kamu harus bisa terima kenyataan kalau Livia udah meninggal. Jangan pernah menemui aku lagi!! And juga sorry udah mengganggu hidup kamu!!” Ucap Reva seraya berjalan dan berlalu dari hadapan Dony.
            Dony tidak tahu dia harus marah, kesal, kecewa, senang, atau perasaan yang lainnya. Dia kesal karena ternyata gadis yang akhir-akhir ini bersamanya bukanlah pacarnya yang sebenarnya. Tapi, di sisi lain, dia bahagia karena Reva memiliki sifat yang sama dengan dirinya. Sama-sama suka main basket, nonton film perang, penggemar kopi dan lain-lain. Tapi dia paling tidak suka dibohongi.
            Keesokan harinya, seperti biasa, Reva tetap pergi ke sekolah dengan mobilnya, dan tetap ke sekolah sebagai OLivia.
“Hai.. teman-teman!!” Sapa Reva pada teman-teman sekelasnya.
“Hai OLivia!! Upss.. salah!! Reva!!” Ucap Mitha.
            Cewek yang satu ini memang tidak suka melihat Reva. Bukan Cuma Reva, dia sebenarnya udah terlebih dahulu sangat membenci Livia, karena Livia berpacaran dengan Dony. Karena Mitha sudah lama menyukai Dony, tapi Dony tidak menanggapinya.
            Tapi, Reva bingung darimana Mitha tahu kalau dirinya bukanlah OLivia, melainkan Reva, saudara kembar Livia.
“Yang mengetahui tentang masalah ini hanya orang tua aku, Reza dan…. Dony!! Iya.. pasti Dony!!” Tebak Reva dalam hatinya.
            Reva yang sudah sangat kesal, segera mencari dimana Dony berada, dan akhirnya, dia menemukan Dony sedang sarapan pagi di kantin sekolah.
“Pagi.. Vi..!! sarapan yuukk..” Ajak Dony pada Reva, ketika melihat Reva mendekat ke arahnya.
“OLivia sudah meninggal!! Aku bukan OLivia!! Aku Reva… Kamu kenapa memberi tahu satu
sekolahan kalau aku bukan Livia??”
“Ya.. aku mau semua orang itu tahu kalau kamu itu Reva, bukan OLivia!!”
“Buat apa?? Supaya semua orang tahu kalau aku penipu, seperti yang kamu pikirkan??!”
“Nggak… aku ngelakuin itu semua, supaya semua orang tahu kalau pacarku sekarang itu Reva!!”
Ha.. pacar kamu itu OLivia!! Bukan aku!!”
“Kamu mendapat tugas dari Livia untuk menggantikan posisi dia di hati aku, dan kamu harus melakukan kewajiban itu!! So.. kamu harus tetap jadi pacar aku. Tapi bukan sebagai Livia, melainkan sebagai Reva!!” Ucap Dony serius.
“Tapi.. aku bukan dia!! Aku bukan OLivia!! Aku nggak suka dijemput-jemput, aku nggak suka orange juice, aku nggak suka nonton romantic film, aku nggak suka kalau dilarang main basket!! Kamu bisa terima itu semua??” Tanya Reva pada Dony.
“Pasti bisa!! Karena kesukaan kita semuanya sama!! Mungkin kalau aku ketemu sama kamu terlebih dahulu, pasti aku lebih milih kamu untuk jadi pacar aku!! Jadi.. sekarang gimana??”
“Hhmm.. gimana ya?? Okey.. deal !! Sekarang kamu udah sah jadi pacar aku!! Pacar Reva, bukan OLivia!! Ya udah.. sekarang makan dulu yuukk… aku laper banget neh!! Belum sarapan tadi di rumah!!”
“Okey pacarku!!!” Jawab Dony sambil tersenyum pada pacarnya itu, Reva…

4 comments:

Anonymous said...

ahh ga bagus ini si doni..

baru tau cweknya da meninggal. nangis bombay dulu kek.. :(

Unknown said...

<---- bersyukur. *untung si doni'nya yang gak bagus. bukan penulisnya..
lagi-lagi emosi pembaca terpancing.
'LIKE THIS YOOO' ---> versi iklan :)

Anonymous said...

gag ada tombol laik nya..

klo ada ku jempolin gede2.

tp tetep ajah aq kesal sm si doni. >,<

Unknown said...

sabar buqqq... ntar kita tokok si doni itu ya.. hahahahaha

Post a Comment